Saat artikel ini ditulis, diseluruh dunia ada jutaan orang yang terus menerus bertambah melakukan alih profesinya ke Work At Home (Bekerja Dari Rumah) ...
Sejarah peradaban manusia dari masa ke masa selalu mengalami perubahan, diawal sekali .. untuk itu kita mesti mengetahui terlebih dahulu arti kata kerja.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang dirilis oleh pusat bahasa - diknas, disebutkan
n Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu; yg dilakukan (diperbuat): -- nya makan dan minum saja; 2 n sesuatu yg dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharianPenekanan Untuk Mencari Nafkah atau Mata Pencaharian, yang akan kita definisikan bersama sebagai makna kata bekerja.
Setelah masa revolusi industri, dengan adanya kebutuhan eksplorasi sumber daya alam mentah ke barang jadi mulai timbul status "bekerja" yang baru, yaitu buruh (employee) dan pemilik industri (employed), dan mulailah timbul status "bekerja" berjenjang, mulai dari pegawai paling rendah(low level employee), middle level employee, top level employee dan sebagainya
Ya, semua bekerja dengan tujuan yang sama -> mata pencaharian dan jaminan untuk terus bertahan hidup.
Semakin banyak lulusan sekolah (dengan biaya yang gak pernah turun, malah naiiikk terus)- yang menjalani sekolah dengan penuh semangat, dengan etos disiplin yang tinggi...mendadak dihadapkan pada kenyataan baru, tidak ada lowongan pekerjaan .. yang membuat etos itu, semangat itu, disiplin itu mendadak sirna.
Maka semua gelar, semua bekal pengetahuan dan pengalaman - karena tidak "bekerja" pada orang lain (perusahaan)... mendadak menjadi predikat Pengangguran.
Kita juga mengetahui, bahwa didalam diri setiap orang yang "sedang bekerja" pada orang lain pun masih ada kekhawatiran, masih ada rasa cemas dan was-was kalau - kalau mendadak "Tidak Bekerja" alias menganggur dengan berbagai penyebabnya (dipecat, pindah kerja, tidak betah, perusahaan goyah, restrukturisasi, revitalisasi, keadaan ekonomi dunia dll).
Maka yang tadinya penuh semangat, dedikasi, loyalitas, profesional, berbakat .. mendadak menjadi "Tidak Bekerja"
Hei... ada apa dengan Paradigma kita tentang BEKERJA???
Mungkin pernah dengar nama Bill Gates? yang memulai "Bekerja" dari garasi rumahnya dan mendadak menjadi multijutawan, dan dia bekerja loch hingga akhirnya mempekerjakan jutaan orang di seluruh dunia. Dan ada begitu banyak lagi contoh mengenai orang-orang yang "Tidak Bekerja" (dalam paradigma kaum pekerja) tetapi memiliki begitu banyak uang, rumah, kendaraan, perusahaan ... lantas, apakah mereka itu bisa disebut "Tidak Bekerja" alias "Pengangguran" ?
Saat ini kita memasuki Revolusi Teknologi Informasi, dimana komunitas dan komunikasi menjadi tanpa batas, semua informasi menjadi mudah diperoleh, transaksi dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun, gak mengenal usia, pendidikan, latar belakang sosial, agama dan sebagainya.
Kembali pada makna dasar dari kata "Bekerja" adalah untuk Mencari Nafkah atau Mata Pencaharian, dan hubungannya dengan revolusi TI yang memperluas KESEMPATAN, maka sudah selayaknya bagi kita untuk mengupas kembali Paradigma kita selama ini tentang "Bekerja", jangan sampai kita terkooptasi atau terkekang dalam pemikiran bahwa Bisa Hidup dengan Bekerja (yang maksudnya adalah bekerja pada orang lain) dan menge-sampingkan cara pikir lain.
Coba anda lihat para pedagang di pasar, apakah mereka tidak "bekerja", atau para dokter yang membuka prakteknya di rumah, apakah mereka tidak "bekerja" ?
Sebelum anda merubah Paradigma tentang "Bekerja", maka anda akan menjawab "Bukan !! mereka bukan bekerja tapi berbisnis, berdagang, dan sebagainya jawaban anda.
Tapi coba tengok bagaimana Paradigma mereka tentang bekerja ... pasti jawaban yang sama ,"ya, kami bekerja" ...
Nah loh, bingung khan? hehehe...
Kesalahan yang fatal adalah saat kecil kita selalu dicekoki oleh paradigma mesti jadi A, jadi B, bekerja di perusahaan, dan sebagainya tentang mempersempit kesempatan kita diluar "bekerja" pada orang lain. pengaruh yang sangat besar dan mendalam di otak bawah sadar kita itu semakin lama semakin mengental .. dan Jadilah kita seperti sekarang ini, yang harus "bekerja" pada orang lain.
Cobalah untuk menekuri Paradigma kita tentang bekerja itu apa? dan bila sudah paham maksud saya... yuk kita lanjutkan membaca tulisan ini.
Bekerja Di Rumah?
Intinya adalah pada kata "bekerja" itu tadi, banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan dan menghasilkan Uang (alat pertukaran) yang bahkan jauh lebih besar dari Upah bekerja pada orang lain selama sebulan.
Saya bukan orang yang tidak pernah "bekerja" loch, saya pun pernah memiliki Paradigma yang dulu (yaitu Bekerja pada orang lain). Saya mungkin memiliki CV yang panjang mengenai nama perusahaan tempat saya "bekerja", mulai dari programmer, system analyst, business analyst, IT project manager, senior staff marketing, general manager sampai ke project owner di tender proyek pemerintah... dan saya pernah memiliki salary hingga 8 digit
So, semua yang saya tuliskan disini bukan "Omong Kosong" dari orang yang nggak "bekerja" tentang "bekerja".
Saya ingat ucapan Manager TI Pengolahan di Pertamina Pusat, Bpk. Hadi Wahono - kepada saya dalam suatu kesempatan di ruang kerjanya di tahun 2005, "Pak, cobalah untuk tidak selalu berdiri di depan pintu Lift yang sedang tertutup... cobalah untuk melirik arah pintu lift yang lain yang sedang terbuka"
Makna yang dalam sekali bagi saya... sebagai gambaran, di kantor pusat pertamina itu ada 6 buah pintu lift - yang selalu terbuka tertutup. saya nggak pernah tahu pintu lift didepan saya atau pintu lift yang lain yang akan duluan terbuka, karena gedung 24 lantai itu selalu ada saja orang dari lantai lain yang menghentikan sejenak laju lift.
Sebelum ini, saya mencoba berpindah - pindah profesi, mulai dari orang asuransi, jualan pupuk, broker dan sebagainya deh sudah saya lakukan dengan jatuh bangun gedubrak segala hehehe..dimana telinga saya nggak letih untuk menerima dan menyandang status "Pengangguran" yang mungkin mengganggu pemilik status "bekerja" hehehe ...
Hingga seorang rekan, menyadarkan saya kembali pada hobi saya, pada bakat saya, pada apa yang sebelumnya saya nggak sadari akan menghasilkan uang.
Ya, saya memiliki hobi berbisnis, saya sering memperoleh iniformasi barang dari si A, saya tawarkan pada B dan ternyata si B mau beli... dan saya dapat uang hahaha...
Saya juga suka sekali menulis, sejak SMP saya suka menulis diary tentang apapun unek2 saya, meski beberapa tahub belakangan ini sudah saya hentikan kebiasaan itu. Nyesel deh.
Serta saya maniak sekali dengan internet, surfing di internet, chat, email, facebook dan sebagainya.
Dan saya mencoba kembali untuk melirik paradigma "bekerja" yang - kegiatan mencari nafkah, memenuhi kebutuhan hidup.
Saya coba buka potensi apa sih dibalik semua kegemaran saya, apa bisa dijual, apa laku, bagaimana memulainya.....
Saat saya mengikuti seminar "Dahsyatnya bisnis Online" saya kaget dengan adanya salah seorang peserta seminar tersebut yang baru kelas 6 SD, yang sejak kelas 3 SD sudah punya web berbayar (domain .com) dan sudah punya network luas di seluruh dunia, wahhh...
Ya, berbisnis sendiri dari internet tidak mengenal batasan usia, pendidikan, profesi, agama dsb.... kita nggak akan pernah tahu sebuah website dimiliki dan dikelola oleh siapa, ya khan?
Saat ini saya menulis ini di dalam kamar rumah, menjalankan bisnis dari laptop, dengan tetap aktif menerima telepon dari calon konsumen, langganan atau konsumen baru.
Berapa Modal dari bekerja di rumah ini? asal punya komputer / laptop, handphone dan modem (atau dapat juga handphone menjadi modem) ... dan kali ini saya tersenyum saja dengan ucapan orang bahwa saya pengangguran... hehehe .. iya deh saya pengangguran.
Saya sangat yakin, bahwa pembaca pun memiliki peluang yang sama, punya bakat, punya hobi, punya aktifitas di rumah, punya relasi, punya network yang bagus ... dan semua itu sebenarnya akan menjadikan anda "bekerja" dari rumah, dan menghasilkan uang yang bahkan lebih besar dari gaji "bekerja" pada orang lain.
Tinggal bagaimana mengemasnya untuk menjadi bisnis dari rumah, bekerja dari rumah dan menerima istilah "Pengangguran" dengan penuh senyum manis :)
Mari diskusikan dengan saya...
Ya, semua bekerja dengan tujuan yang sama -> mata pencaharian dan jaminan untuk terus bertahan hidup.
Paradigma (cara pandang) berpikir manusia modern saat ini dalam mengartikan kata bekerja adalah ya bekerja pada orang lain, pada perusahaan, pada industri. Jika tidak ditempat itu maka disebut tidak bekerja
Semakin banyak lulusan sekolah (dengan biaya yang gak pernah turun, malah naiiikk terus)- yang menjalani sekolah dengan penuh semangat, dengan etos disiplin yang tinggi...mendadak dihadapkan pada kenyataan baru, tidak ada lowongan pekerjaan .. yang membuat etos itu, semangat itu, disiplin itu mendadak sirna.
Maka semua gelar, semua bekal pengetahuan dan pengalaman - karena tidak "bekerja" pada orang lain (perusahaan)... mendadak menjadi predikat Pengangguran.
Kita juga mengetahui, bahwa didalam diri setiap orang yang "sedang bekerja" pada orang lain pun masih ada kekhawatiran, masih ada rasa cemas dan was-was kalau - kalau mendadak "Tidak Bekerja" alias menganggur dengan berbagai penyebabnya (dipecat, pindah kerja, tidak betah, perusahaan goyah, restrukturisasi, revitalisasi, keadaan ekonomi dunia dll).
Maka yang tadinya penuh semangat, dedikasi, loyalitas, profesional, berbakat .. mendadak menjadi "Tidak Bekerja"
Hei... ada apa dengan Paradigma kita tentang BEKERJA???
Mungkin pernah dengar nama Bill Gates? yang memulai "Bekerja" dari garasi rumahnya dan mendadak menjadi multijutawan, dan dia bekerja loch hingga akhirnya mempekerjakan jutaan orang di seluruh dunia. Dan ada begitu banyak lagi contoh mengenai orang-orang yang "Tidak Bekerja" (dalam paradigma kaum pekerja) tetapi memiliki begitu banyak uang, rumah, kendaraan, perusahaan ... lantas, apakah mereka itu bisa disebut "Tidak Bekerja" alias "Pengangguran" ?
Saat ini kita memasuki Revolusi Teknologi Informasi, dimana komunitas dan komunikasi menjadi tanpa batas, semua informasi menjadi mudah diperoleh, transaksi dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun, gak mengenal usia, pendidikan, latar belakang sosial, agama dan sebagainya.
Kembali pada makna dasar dari kata "Bekerja" adalah untuk Mencari Nafkah atau Mata Pencaharian, dan hubungannya dengan revolusi TI yang memperluas KESEMPATAN, maka sudah selayaknya bagi kita untuk mengupas kembali Paradigma kita selama ini tentang "Bekerja", jangan sampai kita terkooptasi atau terkekang dalam pemikiran bahwa Bisa Hidup dengan Bekerja (yang maksudnya adalah bekerja pada orang lain) dan menge-sampingkan cara pikir lain.
Coba anda lihat para pedagang di pasar, apakah mereka tidak "bekerja", atau para dokter yang membuka prakteknya di rumah, apakah mereka tidak "bekerja" ?
Sebelum anda merubah Paradigma tentang "Bekerja", maka anda akan menjawab "Bukan !! mereka bukan bekerja tapi berbisnis, berdagang, dan sebagainya jawaban anda.
Tapi coba tengok bagaimana Paradigma mereka tentang bekerja ... pasti jawaban yang sama ,"ya, kami bekerja" ...
Nah loh, bingung khan? hehehe...
Kesalahan yang fatal adalah saat kecil kita selalu dicekoki oleh paradigma mesti jadi A, jadi B, bekerja di perusahaan, dan sebagainya tentang mempersempit kesempatan kita diluar "bekerja" pada orang lain. pengaruh yang sangat besar dan mendalam di otak bawah sadar kita itu semakin lama semakin mengental .. dan Jadilah kita seperti sekarang ini, yang harus "bekerja" pada orang lain.
Cobalah untuk menekuri Paradigma kita tentang bekerja itu apa? dan bila sudah paham maksud saya... yuk kita lanjutkan membaca tulisan ini.
Bekerja Di Rumah?
Intinya adalah pada kata "bekerja" itu tadi, banyak hal yang sebenarnya dapat kita lakukan dan menghasilkan Uang (alat pertukaran) yang bahkan jauh lebih besar dari Upah bekerja pada orang lain selama sebulan.
Saya bukan orang yang tidak pernah "bekerja" loch, saya pun pernah memiliki Paradigma yang dulu (yaitu Bekerja pada orang lain). Saya mungkin memiliki CV yang panjang mengenai nama perusahaan tempat saya "bekerja", mulai dari programmer, system analyst, business analyst, IT project manager, senior staff marketing, general manager sampai ke project owner di tender proyek pemerintah... dan saya pernah memiliki salary hingga 8 digit
So, semua yang saya tuliskan disini bukan "Omong Kosong" dari orang yang nggak "bekerja" tentang "bekerja".
Saya ingat ucapan Manager TI Pengolahan di Pertamina Pusat, Bpk. Hadi Wahono - kepada saya dalam suatu kesempatan di ruang kerjanya di tahun 2005, "Pak, cobalah untuk tidak selalu berdiri di depan pintu Lift yang sedang tertutup... cobalah untuk melirik arah pintu lift yang lain yang sedang terbuka"
Makna yang dalam sekali bagi saya... sebagai gambaran, di kantor pusat pertamina itu ada 6 buah pintu lift - yang selalu terbuka tertutup. saya nggak pernah tahu pintu lift didepan saya atau pintu lift yang lain yang akan duluan terbuka, karena gedung 24 lantai itu selalu ada saja orang dari lantai lain yang menghentikan sejenak laju lift.
Sebelum ini, saya mencoba berpindah - pindah profesi, mulai dari orang asuransi, jualan pupuk, broker dan sebagainya deh sudah saya lakukan dengan jatuh bangun gedubrak segala hehehe..dimana telinga saya nggak letih untuk menerima dan menyandang status "Pengangguran" yang mungkin mengganggu pemilik status "bekerja" hehehe ...
Hingga seorang rekan, menyadarkan saya kembali pada hobi saya, pada bakat saya, pada apa yang sebelumnya saya nggak sadari akan menghasilkan uang.
Ya, saya memiliki hobi berbisnis, saya sering memperoleh iniformasi barang dari si A, saya tawarkan pada B dan ternyata si B mau beli... dan saya dapat uang hahaha...
Saya juga suka sekali menulis, sejak SMP saya suka menulis diary tentang apapun unek2 saya, meski beberapa tahub belakangan ini sudah saya hentikan kebiasaan itu. Nyesel deh.
Serta saya maniak sekali dengan internet, surfing di internet, chat, email, facebook dan sebagainya.
Dan saya mencoba kembali untuk melirik paradigma "bekerja" yang - kegiatan mencari nafkah, memenuhi kebutuhan hidup.
Saya coba buka potensi apa sih dibalik semua kegemaran saya, apa bisa dijual, apa laku, bagaimana memulainya.....
Saat saya mengikuti seminar "Dahsyatnya bisnis Online" saya kaget dengan adanya salah seorang peserta seminar tersebut yang baru kelas 6 SD, yang sejak kelas 3 SD sudah punya web berbayar (domain .com) dan sudah punya network luas di seluruh dunia, wahhh...
Ya, berbisnis sendiri dari internet tidak mengenal batasan usia, pendidikan, profesi, agama dsb.... kita nggak akan pernah tahu sebuah website dimiliki dan dikelola oleh siapa, ya khan?
Saat ini saya menulis ini di dalam kamar rumah, menjalankan bisnis dari laptop, dengan tetap aktif menerima telepon dari calon konsumen, langganan atau konsumen baru.
Berapa Modal dari bekerja di rumah ini? asal punya komputer / laptop, handphone dan modem (atau dapat juga handphone menjadi modem) ... dan kali ini saya tersenyum saja dengan ucapan orang bahwa saya pengangguran... hehehe .. iya deh saya pengangguran.
Saya sangat yakin, bahwa pembaca pun memiliki peluang yang sama, punya bakat, punya hobi, punya aktifitas di rumah, punya relasi, punya network yang bagus ... dan semua itu sebenarnya akan menjadikan anda "bekerja" dari rumah, dan menghasilkan uang yang bahkan lebih besar dari gaji "bekerja" pada orang lain.
Tinggal bagaimana mengemasnya untuk menjadi bisnis dari rumah, bekerja dari rumah dan menerima istilah "Pengangguran" dengan penuh senyum manis :)
Mari diskusikan dengan saya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar