Bershalawat Nabi - Simple But Big

Dalam sebuah moment khotbah Jum'at hari ini, disampaikan sebuah ulasan menarik mengenai keutamaan - keutamaan bershalawat, hal yang sudah sering didengar dan dilakukan, tapi kadang suka dilupakan untuk merasa PERLU mengucap shalawat setiap hari.


Ada beberapa point yang menarik dan menggugah aku untuk menjadikan sebuah catatan dari khatbah Jumat ini :
  • Para Malaikat bershalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, padahal kalau dilihat bahwa mereka mahluk ciptaan yang utama dan nggak pernah berbuat salah.
  • Dalam setiap doa, diawali dengan shalawat... sebuah doa tidak akan didengar apabila tidak dimulai terlebih dahulu dengan bacaan shalawat.
  • Kisah - kisah beberapa sahabat Rasul yang membiasakan diri membaca shalawat dan terselamatkan dari musibah yang sudah jelas-jelas mengancam di depannya.
  • Kisah - kisah ucapan para malaikat yang akan memperlakukan manusia yang rajin membaca shalawat, bahkan malaikat maut akan memperlakukan proses pencabutan nyawa seorang tsb sebagaimana layaknya mencabut nyawa para nabi dan rasulNya.
  • Terbukanya pintu syafaat dari Rasulullah SAW kepada umatnya yang membiasakan diri membaca shalawat.

Kalau dipikirkan secara seksama, Rasulullah SAW, bahkan pada saat -saat terakhirnya selalu berujar "umatku .. umatku" ...begitu besar perhatiannya kepada umatnya, bahkan disaat-saat seperti itu.
Sementara, kita hanya diminta sebuah ucapan yang nggak mengeluarkan biaya, nggak memakan waktu bermenit2, ber-jam2 untuk mengucap shalawat kepada beliau.

Sebuah rutinitas yang harusnya dimulai (jika sudah terlupakan) oleh seorang muslim yang mengakui Rasulullah SAW adalah nabinya dan pemberi syafaat baginya kelak.

Tulisan ini tidak ditujukan bagi siapapun, tapi bagi saya pribadi yang terlalu banyak "lupa" ...