Teori Mestakung - Prof. Y. Surya, Phd.

Dalam sebuah diskusi dengan beberapa rekan, terbetik sebuah istilah teori mestakung, yang dihubungkan dengan kondisi usaha kami yang berada di titik nadir, ya cerita dan diskusi tersebut sangat menarik dan menggugah saya untuk mencari tahu lagi mengenai teorema tersebut.
Sedikit ulasan, Prof. Yohanes Surya, Ph.D adalah salah satu pakar fisika Indonesia yang telah menelurkan banyak fisikawan - fisikawan muda peserta olimpiade fisika internasional dan beliau merupakan ketua TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia) dan berbagai kegiatan - kegiatan fisika lainnya di tanah air.

Profil lengkap beliau dapat ditemukan pada situs http://id.wikipedia.org/wiki/Yohanes_Surya
dan di situs pribadinya http://www.yohanessurya.com/profile.php

Teori Mestakung beliau selengkapnya di http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=401&id=71

Dalam teori mestakung - yang merupakan istilah singkatan dari kalimat "Semesta Mendukung" - terdapat tiga hukum, yaitu Kritis, Langkah dan Tekun - yang diistilahkan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D sebagai KriLangKun.

Hukum 1: hukum Kritis

„Pada setiap kondisi KRITIS ada jalan keluar“

Hukum 2: hukum Langkah

„Ketika seorang MELANGKAH, ia akan melihat jalan keluar“

Hukum 3: hukum Tekun

„Ketika seorang TEKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung).


Mari kita telaah dalam kehidupan sehari - hari.

Ada banyak peristiwa sehari - hari yang membuat seseorang berada dalam kondisi kritis, dan kondisi kritis itu "pasti" akan dialami siapapun, sebagaimana layaknya "hukum" roda selalu berputar. Dan kondisi kritis tersebut berupa permasalahan "terbesar" disaat ini yang sedang dihadapi, masalah bisnis, hutang piutang, masalah ujian sekolah, masalah apapun juga yang "baru" dialami oleh manusia yang datang secara "tidak sengaja dan tidak diinginkan" atau permasalahan tersebut memang "sengaja diciptakan dan diinginkan".

Pada kondisi kritis, tiap individu berinteraksi dengan individu-individu lain.Kemudian individu-individu ini secara bersama-sama mengatur dirinya (self organizing criticality) sehingga tumpah meruah (emerge) suatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya

Bagaimana sebuah kondisi kritis sengaja diciptakan dan diinginkan?

Seorang pemilik usaha dengan beberapa orang pegawai dan penghasilan usaha yang sudah cukup untuk menghidupinya dan pegawainya, berada dalam keadaan aman (comfort zone), berusaha lepas dari keadaan aman itu dengan membentuk kondisi kritisnya sendiri (critical zone) - melakukan ekspansi usaha, dan terciptalah "persaingan usaha baru" yang membuatnya harus dapat bersaing dengan usaha - usaha lain sejenis.
Seorang siswa sekolah, dengan sekedar absen, mengikuti pelajaran di kelas, mengerjakan PR, ujian dan tanpa ranking kelas .. itu sudah cukup aman baginya untuk memperoleh kenaikan / kelulusan. Dia dapat menciptakan kondisi kritisnya sendiri, dengan berusaha menjadi ranking kelas, dan terciptalah "persaingan" ketat dengan kawan - kawan kelasnya yang memiliki ranking kelas.

Intinya adalah, manakala sebuah "permasalahan" tercipta atau sengaja diciptakan, maka sebenarnya akan ada "sebuah jalan baru" yang telah terbentang dihadapan kita dan menjadi pengetahuan bagi hidup kita. Karena secara hukum alam, hukum universal, tidak ada sebuah permasalahan bagi diri kita tanpa solusi.

Allah tidak pernah memberikan beban (permasalahan) melampaui batas - batas kemampuan hamba - hambaNya.


Manakala kondisi kritis itu sedang kita alami, maka melangkahlah, lakukan hal - hal yang seharusnya dilakukan untuk mencari solusi jalan keluar dari kondisi kritis tersebut. Apapun itu, membaca buku dan literatur, bertanya pada rekan, orang lain yang pernah memiliki "kondisi kritis" yang sama, membuka internet, menyusun strategi dan lain - lain. Setelah semua hal itu dilakukan maka merenunglah sejenak, memberikan kesempatan pada semesta didalam diri kita untuk menemukan solusinya.

Jangan pernah menyerah pada kondisi kritis yang sedang kita hadapi, bergeraklah akal, pikiran, langkah, niscaya kita akan menemukan solusi - solusi dari hal yang tidak kita duga sebelumnya, karena ya... itulah cara bekerja alam semesta, selalu bergerak.

Mari kita lihat rayap, atau semut yang selalu bergerak, membangun sedikit demi sedikit "istananya" yang terbuat dari tanah... dan manakala hujan menghancurkan bangunan itu, mereka terus bergerak membangunnya kembali, tidak pernah mengenal kata "percuma" atau "sia-sia" .

Atau cara semut bergerak mencari makan, mereka terus bergerak meski tidak tahu harus kemana, dimana ada makanan, tetapi ketekunan mereka selalu memberikan mereka pulang dengan membawa makanan ..ya, alam semesta bekerja untuk mensupport semut - semut tersebut menemukan jalan untuk lepas dari "kondisi kritis" mereka.


Yang terakhir, ketekunan...

Tidak ada sebuah kesuksesan yang datang dengan tiba - tiba, melainkan hanya sesaat saja. Akan tetapi sebuah ketekunan akan membuahkan kesuksesan yang langgeng.

Seorang penjudi memenangkan lotere ratusan juta dan dengan mudahnya dia memasuki kehidupan yang aman (comfort zone), akan tetapi karena ketagihannya pada judi dan rasa mudah memperoleh uang banyak dari hasil berjudi, maka uang yang sudah diperolehnya akan dipertaruhkan lagi untuk memperoleh uang lebih banyak lagi... dan masih ada kemungkinan "besar" dirinya tidak punya apa-apa lagi, karena alam semesta bekerja dengan tidak secara tiba - tiba, dan hasil yang diperoleh dari berjudi tersebut "menentang" gerak alam semesta.

ada banyak kisah orang - orang sukses di tanah air ini, dan diseluruh dunia... apabila kita dapat meluangkan waktu sejenak untuk bertanya dan menimba pengetahuan dari mereka (sharing) .. maka jawaban yang akan kita peroleh : ketekunan.

ketekunan (continuity) merupakan satu kegiatan yang "fokus" pada apa yang sedang dilakukan, sebagai suatu langkah menuju perolehan solusi atas "kondisi kritis" yang dihadapi seseorang.

Seorang siswa sekolah yang memiliki ranking kelas, tidak harus memiliki "IQ" yang tinggi, tetapi pasti dia harus memiliki "ketekunan" untuk menguasai pengetahuan yang sedang dipelajari disekolah. dan begitulah cara bekerja alam semesta .. sebuah gerak yang terus menerus berulang-ulang.

Karena dengan ketekunan, alam semesta akan bekerja untuk pelaku ketekunan tersebut, sedikit demi sedikit tersingkap tabir "kondisi kritis" yang sedang dihadapinya, dan membawanya menuju kondisi nyaman baru "New comfort zone"

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Al-Qur'an, Surat Ar-Ra'd: 11)


- inderawanadicahyono.blogspot.com-

Tidak ada komentar: